Desain by: Ale Kusnadi
hanya menatap pilu bunga-bunganya yang layu
yang haus akan air kasih
hanya setitik air kasih yang mampu ia berikan tuk menyiramnya
sesaat bunga-bunga itu segar merona kembali
membuat lupa disaat mereka layu
senyumpun merekah tanda kebahagiaan
rasanya air kasih itu ingin terus disiramnya
tapi waktu tak cukup untuk itu
disaat kubangan kerontang
tak kuasa dia mencarinya kembali
kepasrahan melepas bunga-bunga itu layu kembali
hanya air matanya memenuhi telaga
tapi bukan itu yang bunga-bunganya butuhkan darinya
hanya membuat hati merekapun teriris pilu
angin berbisik tentang bunga-bunga itu
biarkan kami layu kembali...
semua sudah takdir kami !....jerit bunga-bunga itu
tidak...jerit wanita itu
tunggulah kabarku ,aku kan mencari kembali
agar air kasih dapat kusiram kembali
untuk menyegarkan layu kalian !
tapi bunga-bunganya itu tetap layu
dalam kepiluan yang menyayat
dari batas waktu yang terpenggal
Tuhan....beri aku kekuatan
tuk memberi slalu air kasih dari bias cahaya-MU
jangan biarkan mereka terus layu dalam ketidak pastian
wanita itu ...hanya mampu berdoa
dalam dadanya yang penuh sesak ,penuh gugatan
Wanita itu dan bunga-bunganya
terikat erat jerat kasih dalam satu jiwa
senyumpun merekah tanda kebahagiaan
rasanya air kasih itu ingin terus disiramnya
tapi waktu tak cukup untuk itu
disaat kubangan kerontang
tak kuasa dia mencarinya kembali
kepasrahan melepas bunga-bunga itu layu kembali
hanya air matanya memenuhi telaga
tapi bukan itu yang bunga-bunganya butuhkan darinya
hanya membuat hati merekapun teriris pilu
angin berbisik tentang bunga-bunga itu
biarkan kami layu kembali...
semua sudah takdir kami !....jerit bunga-bunga itu
tidak...jerit wanita itu
tunggulah kabarku ,aku kan mencari kembali
agar air kasih dapat kusiram kembali
untuk menyegarkan layu kalian !
tapi bunga-bunganya itu tetap layu
dalam kepiluan yang menyayat
dari batas waktu yang terpenggal
Tuhan....beri aku kekuatan
tuk memberi slalu air kasih dari bias cahaya-MU
jangan biarkan mereka terus layu dalam ketidak pastian
wanita itu ...hanya mampu berdoa
dalam dadanya yang penuh sesak ,penuh gugatan
Wanita itu dan bunga-bunganya
terikat erat jerat kasih dalam satu jiwa
kini wanita itu menangis dalam panjangnya ruang malam
tak kuasa mengingat kebersamaan yang terjalin dan kini berlalu
air matanyapun membasahi kedua telapak tangan yang mendekap wajahnya.
Cibubur,10 januari 2010
Cibubur,10 januari 2010
* Tentang kesedihan seorang ibu terhadap derita anak-anaknya yang tiada akhir.
******
Ya Allah berilah kesabaran dan kekuatan pada wanita itu! Amin!
BalasHapusPuisi yang bagus walaupun kesedihan yang meliputinya! Semangat!
Semua kan merindu. Air kasih, meski hanya setetes saja. Sekedar memberi lega pada dahaga. Menemani sepi yang masih saja menjerit.
BalasHapusSemoga air kasih itu selalu ada dan terus mengalir meski tak seluas telaga. Barangkali bisa menggantikan tetesan air mata mereka.
saya akan membaca lagi karya sastra ini sampai saya mengerti apa makna tersirat di baliknya, karena klo bicara puisi, otak saya jadi pentium II :)
BalasHapusSama seperti kang baho, saya kurang bisa menangkap makna dari puisi ini, akan saya baca ulang sampai mengerti
BalasHapusWahai perempuan, engkaupun butuh kesegaran dan ketegaran untuk segarkan segala yang kering di dekatmu. Semoga air kasihmu mampu segarkan semua yang didekatmu.
BalasHapussemoga wanita itu bisa lebih tegar
BalasHapusMahasuci Allah, zat yang mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang akan terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.....
BalasHapusMoga sang ibu diberikan ketegaran dalam mencari air kasih tersebut, sehingga dapat memekarkan kembali bunga yang telah layu.Amin..
pedih..perih...bagian dari pengalaman manusia yang niscaya..karena ibu juga adalah manusia
BalasHapushmm...Apa iya, si penjerit ibu itu adalah mbak latifah sendiri? hehe:)
BalasHapus*nebak mode on*
puisi indah teh, puisi ini membuat sy mengucurkan air mata karena teringat almarhum ibu sy dulu.
BalasHapusAda saat lebah bermadu
BalasHapusAda masa kuncup mengembang
tak selamanya mendung membubung
Ada masanya mentari berseri
nice poem
SEMOGA YANG LAYU, ADA YANG MAU MENYIRAMINYA.
BalasHapusADA YANG MELINDUNGINYA.
MEMELIHARANYA.
MENCINTAINYA.
SELAMAT DIDUNIA DAN KHIROT.
BAHAGIA DI DUNIA DAN AKHIROR.
SEMUA KITA KAN SAMA2 MATI, PADA WAQTUNYA.
air kasih tetaplah...
BalasHapusmeski perih...
sabar, husnudzon, tawakkal
BalasHapusair....
BalasHapussumber kehidupan
marilah kita jaga
agar dunia menjadi hijau
dengan tumbuhan
dan langit BIRU untuk Indonesia
maaf kagak nyambung ma air kasih
maklum blogku ganti timplet biru
ini puisi atau cerita seh soalnya saya ga bisa maksudnya ga ngerti sama puisi tapi saya lebih menyebut karya anda ini cerita tapi bermakna dalam
BalasHapusini puisi atau cerita seh soalnya saya ga bisa maksudnya ga ngerti sama puisi tapi saya lebih menyebut karya anda ini cerita tapi bermakna dalam
BalasHapussemoga Tuha mengganti segala cobaan itu dengan Pahala yang besar Amin
BalasHapusbegitu indah dan saraf makna kisah ini bu
BalasHapusnice poem or story friend
BalasHapusTuhan, turunkan hujan kasih
BalasHapusbiar bunga-bunga itu tidak layu
Biarkan ia kembali kuncuk dan
mewangikan dunia
Semoga bunga-2 itu tak akan layu.. semoga air kasih dapat menyegarkannya kembali....
BalasHapuslayu dan mekar kembali adalah peristiwa yang dipergilirkan,, takkan terasa begitu nikmatnya anugerah "air" tanpa pernah merasakan pedihnya tanpa "air"
BalasHapus