Pendidikan Sex yang Islami

Tentang  kenakalan remaja, seperti narkoba, sex diluar nikah dll, Sudah menjadi sebuah realita kehidupan di-zaman era modern ini. Agama nyaris sudah menjadi nomor 2 (dua) pada kehidupan sehari-hari. Terbukti walau mengaku seorang muslim/muslimah, tetapi ‘aurat’ masih ‘ dibuka-buka ‘ seperti contoh, kita sebut saja ; seharusnya mengenakan jilbab tetapi tidak mengenakan jilbab, memakai baju yang sangat vulgar padahal seharusnya ditutup rapat  dll, dimanakah indentitas seorang muslimah?  

Ntahlah…tapi itulah realita di-zaman saat ini.

Tanpa disadari disitulah pemicu kenakalan remaja terjadi, dari pembentukan karakter seorang anak pada pertumbuhannya dari remaja hingga dewasa. Sebuah karakter dari sebuah ke-terbiasa-an tanpa menutup aurat yang seharusnya tertutup rapat bagi seorang muslimah, dan berakhir terbentuklah dengan tidak memiliki rasa malu dari keterbiasaan itu. Dari situ pula berdekatan dan bersentuhan dengan seseorang yang bukan muhrim ( orang lain selain keluarga terdekat ) sudah menjadi ke-terbiasa-an yang sudah melekat. Hingga akhirnya terjadilah anak-anak remaja tanpa malu-malu berciuman didepan umum & melakukan hubungan sex tanpa ikatan yang seharusnya tidak boleh dilakukannnya. Mungkin karena dengan tidak memiliki rasa malu itu dan yang terjadi  hanyalah timbul rasa bangga pada dirinya, bahwa dia telah melakukan hal yang menurutnya suatu kebanggan padahal semua itu jelas  dilarang oleh agama, Astaghfirullah…

Baiklah, setelah kita intermezzo terlebih dahulu diatas, ternyata dari dahulu hingga kapanpun yang paling dominan pada pelajaran sex itu adalah dari agama yang kuat. Tetapi bukan hanya sekedar dari sebuah buku yang mengajarkan tentang ensiklopedia anatomi tubuh. Dalam Agama Islam memerintahkan umatnya untuk memiliki rasa malu karena malu adalah sebagian dari iman , “Sesungguhnya setiap agama itu mempunyai akhlak, dan akhlak Islam adalah MALU” (HR: Malik dan Ibnu Majah). Dengan diawali dari dini, mengamalkan dan menumbuhkan rasa malu dengan iman Insyaallah akan terbentuk hingga dewasa kelak.

Dengan Sederhana saja kita memberikan penerapan pendidikan/ pelajaran sex dengan agama,  kita mulai dari hal yang kecil tapi sebenarnya hal yg patut diperhatikan seperti contoh : keluar dari kamar mandi , setelah mandi tidak boleh meggunakan handuk saja, tetapi perintahlah putra/putri kita dari sejak dini membawa baju ganti kedalam kamar mandi dan memakainya hingga keluar kamar mandi, dengan membiasakan seperti itu anak akan menjadi tahu bahwa dengan seperti itu adalah menutup aurat. Dengan memberikan pemahaman sebelumnya tentang aurat, seperti ; siapa saja yang boleh melihat aurat kita ? yaitu orang tua , kakak & adik, catatan itupun hanya sebatas wajah, rambut, telapak tangan & kaki. Dan siapa saja yang boleh melihat aurat yang lebih vital, bila sudah dewasa hanya oleh suami/istri saja, selain suami/istri, orang lain bila melihatnya haram dan dosa hukumnya. Dengan pemahaman seperti itu Insyaallah putra/putri kita akan mengerti arti aurat dan rasa malu yang diiringi oleh iman dari akhlakul karimah ( akhlak yang baik ).

Saya pernah membaca sebuah buku  yang berjudul ‘ Ensiklopedia awal mula manusia tercipta’, dengan gambar-gambarnya yang begitu vulgar dengan menceritakan bagaimana caranya awal mula manusia tercipta, dengan adegan gambar yang semestinya anak-anak belum boleh melihatnya, sedangkan buku itu ditulis khusus untuk anak-anak. Desain gambar dengan bahasa anak, tetapi pesan cerita untuk orang dewasa. Mungkin bila ada pada pengawasan & pengarahan orantua ketika melihat dan membacanya dengan benar, Insyaallah ada efek positif bagi sang anak, tetapi sebaliknya bila anak-anak membaca tanpa didampingi oleh orangtua/ guru justru akan menjerumuskan dan menyesatkan pada memory anak.

Disini menjadilah orang tua yang cerdas dalam menerapkan pelajaran sex yang benar dengan menggunakan pedoman agama. Insyallah akan lahir karakter putra/putri yang berakhlak mulia, Insyaallah.

*Berbagi akan indah bila bermanfaat.