“Aku ikhlas mas, bila mas menikah lagi !” seru Andini terhadap suaminya dengan nada ringan.
Pras, tersentak kaget yang amat luar biasa mendengar ungkapan istrinya yang sangat dicintainya itu.
“Tidak sayang, jangan ngaco ah…., nanti Allah mendengar apa yang kau ucapkan itu, sebuah ucapan terkadang menjadi sebuah doa lho !” jawab Pras agak tergagap, karena masih terkaget.
******
Waktu begitu terlalu lama berputar bagi Andini, karena ia hanya merasakan kejenuhan dari rutinitas yang monoton, tanpa kehangatan dari buah hati yang sangat diharapkannya hadir ditengah –tengah keluargannya. Yang akan mengisi kebahagiaan dan menghibur disaat rasa lelah dari fisik dan pikiran , merasakan menjadi seorang istri dan ibu yang sejati bagi suaminya. Walau ia sadar betul semua sudah kehendak Ilahi yang tak mampu ditawar lagi.
Hampir delapan tahun berumah tangga, tapi kehadiran sang buah hati belum juga ada pertanda sedikitpun akan hadir dalam keluarganya itu. Segala cara untuk mendapatkannya dengan ikhtiar berobat kedokter terbagus dan alternatifpun sudah dilakukannya. Keadaan Andini dan Pras baik-baik saja tidak ada kelainan apapun dalam diri mereka berdua, jadi peluang untuk hamil sangat besar. Tapi Andini sebagai seorang istri ada rasa yang mengganggu pikirannya, kekhawatiran begitu menyelimutinya. Ada rasa takut suaminya tak mencintainya lagi. Dan, akhirnya dengan sangat berat hati ia memutuskan untuk merelakan sang suami memilih wanita lain untuk dijadikan istri keduanya, hanya sekedar untuk mendapatkan keturunan dan membahagiakan sang suami tercinta.
*********
Semua ungkapan Andini tentang permohonan nya agar suaminya menikah lagi, kini sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapinya. Selang beberapa waktu bergulir, Subhanallah….Andinipun hamil ! dan bersamaan itu pula dengan sang madupun hamil, hanya berbeda bulan saja.
Penyesalan begitu menyayat Andini, sedangkan Pras dan istri mudanya terlanjur saling mencintai. Dan kehamilan telah mengikat cinta suami dan madunya bertambah erat.
Andini hanya mampu menahan segala rasa , karena semua adalah tindakan dan permohonannya yang tak mungkin ditarik ulur lagi kebelakang kenyataan hidupnya. Akhirnya Andini hanya mampu pasrah,
“ kenapa aku dulu tidak mencoba sabar!” gumamnya menyalahkan dirinya sendiri.
Padahal kesabaran kini lebih menyelimuti dirinya dari menghadapi kenyataan baru yang hadir dalam kehidupannya. Dalam keadaan hamil dan harus merasakan bagaimana pedihnya melihat sang madu hamil bersamaan dengannya, rasa ketakutan akan perhatian dan kasih sayang berkurang dari suaminya sangat menghantuinya.
Allah maha besar, keikhlasan Andini telah teruji, walau dalam keadaan telah hamil, Ia menyadari dengan cara inilah jalan yang telah mempertemukan cinta lain untuk sang suami, dengan membaginya kepada wanita lain. Walau berat dijalani tapi keimanannya telah menyadarkannya ia untuk menerima kehendak-Nya dari takdir yang telah ditentukan-Nya. Dengan jalan apapun takdir sudah berkehendak , bahwa Andini harus dimadu. Sungguh cinta yang tulus dan ilkhlas telah dipersembahkannya untuk sang suami tercinta, akh… Andini semoga benih keikhlasan yang kau tuai akan menjadikan bunga yang indah di syurga dialam kekekalan yang abadi.
Dialah yang maha sempurna dalam mengatur kehidupan setiap mahluknya. subhanalloh..
BalasHapusaminnn.. subhanallah andini, semoga engkau selalu sabar, itulah ladang pahala untukmu :)
BalasHapusKeikhlasan apapun bentuknya niscaya akan diganjar berkali lipat oleh Allah Azza Wa Jalla.
BalasHapusmungkin saja ketulusan andini yang mampu mengabulkan hadirnya bahagia bagi keluarganya. Allah pemilik rahasia bagi mahlukNya.
BalasHapussubhanallah....
BalasHapuscerita apik mba...banyak nilai yang bisa diambil.
Cerita rumahtangga yg penuh makna mbak, selamat ya.
BalasHapuskalau secara jujur adakah wanita yang rela cinta sang suami terbagi
BalasHapussungguh mulia hati andini kalau macam tu
salam kenal dan salah hangat dari pamekasan madura
klu bg Emo cukup satu.. beruntunglah yg mnjadi pendamping Bg Emo .... jiahhahahha....
BalasHapusberat bgt merelakanya..saya mungkin ga sanggup..
BalasHapusMencari Andini2 yang lain ;) salut untuk Andini
BalasHapussubhanallah, ceritanya sungguh luar biasa...tetap sabar pada kondisi yg sangat sulit utk dilakukan...
BalasHapusAndini.... sabar ya, disini sebentar kok... :-)
BalasHapussubhanalloh....
BalasHapusthanks sharingnya mbak...
di zaman seperti ini masih adakah wanita yang mau dimadu oleh pasangannya
BalasHapusGuys,
BalasHapusSupport The Earth Hour, by turning off all the electricity for an hour on Saturday, March 27'th 2010, 8.30 pm.
Dukung The Earth Hour, dengan mematikan semua lampu dan listrik selama 1 jam, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 mulai dari jam 20.30 malam.
This is the least we can do....
Love the Earth...
Ninneta
Merinding aku membacanya mbak.., semoga Andini tetap tabah, sabar dan ikhlas menjalani semuanya.
BalasHapusAku sepertinya tak akan bisa menjalaninya, mbak....
BalasHapusaku udh baca ini di fb ,tapi aku kembali membacanya disini mba ^^
BalasHapuscerita yang penuh dgn makna dan pembelajaran untuk kita,kadang hidup tak selalu sesuai dgn apa yg kita inginkan.dan kisah2 seperti ini banyak terjadi disekitar kita bukan ?
aku? hemm,...sepertinya aku tidak sekuat dan seikhlas itu ^^
iiiih.... kesempatan nih..... klu bissa lima sekaligus... wkakakaka...
BalasHapusmbk.. kode link kontes yg aku kasih kmren di FB ada kesalah.... yg udah di perbaiki... ada di postingan aku sekarang... thanks banget da support ya mbk .. :D
Kasihan Andini ya?
BalasHapusKadang kukurang sabaran kita memang membuat luka diri kita sendiri sis.Sungguh salut dengan wanita2 seperti Andini,yang rela dan ikhlas berbagi.
Kalau saya sih lebih baik pisah.Apapun alasannya.
ada gak ya wanita setegar itu? sungguh sabar..
BalasHapusberbahagialah wanita yang mencintai hanya karena Allah dan lebih mengutamakan kebahagiaan orang yang dicintainya diatas keegoisan meskipun sedikit wanita yang bisa seperti itu
BalasHapuswanita yang sempurna ketika dirinya rela dan ikhlas dimadu, mungkin istri nomor satu di dunia :)
BalasHapusaku nggak bisa koment apa-apa teh! terllau dalem!
BalasHapusSungguh berbahagia seseorang yang menicintai karena Allah, dan saya kira Andini telah melakukan ini, walau dalam hatinya ada sedikit kekecewaan sebagai seorang manusia biasa. siip, ceritanya cukup memberi hikmah buat para wanita solehah tentunya.
BalasHapus