Laman

Senin, 01 Februari 2010

Kehidupannya terhempas bersama jiwanya



D engan tatapannya yang kosong, Mini duduk dibawah pohon tempat favoritenya dimana ia selalu berteduh dan melepas lelah.Disampingnya terlihat ada bungkusan nasi padang masih utuh dan satu botol aqua masih tersegel utuh pula.Tiba-tiba dari bibirnya keluar senandungan indah, lama sudah ia bersenandung membuat para penduduk sekitar ingin mendengarnya lebih lama lagi, karena keindahan suaranya. Selang berapa lama senandungannya berganti menjadi tangisan histeris yang memilukan. Ia menangis dan meronta tiada henti, tanpa seorangpun yang mampu merayu dan menghentikan tangisannya itu. Cukup lama ia meraung-raung pilu, setelah lelahpun akhirnya iapun tertidur lelap, masih dibawah pohon favoritenya itu. Hujan dan angin sudah tak dihiraukannya, uluran tangan para penduduk sekitar ia tolaknya. Akhirnya para penduduk hanya dapat menghela nafas pasrah dan sudah terbiasa dengan tingkah Mini itu.

Dua puluh lima tahun yang lalu, mini tinggal bersama seorang pasangan suami istri yang kaya raya dengan keempat saudarnya, walau tinggal ditempat yang berfasilitas, bathin Mini begitu tertekan dengan perbedaan perlakuan sang orang tua terhadapnya dibanding keempat saudaranya. Agak janggal memang, membuat hati mini bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan orang tuanya itu.

Kala itu usianya baru menginjak 17 tahun, tidak sengaja menguping perbincangan orang tuanya, dan yang diperbincangkan adalah mengenai dirinya. Ternyata, Mini adalah anak pungut yang ditemukan didepan rumah yang kini ia tempati.Tanpa tahu siapa yang tega menyimpan begitu saja bayi yang masih merah itu, yang akhirnya diberi nama MINI.
"Oh jadi ini yang membuat orang tuaku membedakan aku dengan saudara-saudara ku selama ini" gumamnya dalam hati.
Hatinya sesak, bingung apa yang harus dilakukan setelah ia tahu siapa dirinya sebenarnya.

Cukup lama ia menyimpan rahasia yang telah diketahuinya itu, ia hanya tertekan dan memendamnya. Dengan diamnya waktupun membawa jiwanya goncang, hanya melamun dan diam dengan tatapan mata yang kosong, itu yang selalu dilakukannya semenjak ia mengetahui semuanya tentangnya.Dan waktupun menambah berat beban jiwanya, yang kian hari bertambah goncang badai menerjangnya.Dengan keadaan jiwa yang kosong, iapun pergi dari rumah tanpa kesadaran yang ia miliki sedikitpun.

Dan kini, sebuah kebun yang rimbun oleh pepohanan disebuah desa, dan pohon itu. dimana ia bernaung.

Sudah hampir lima tahun jiwanya goncang dahsyat dan berat.Tak ada keluarganya yang mencari keberadaan dan keadaannya kini. Sungguh malang nasibnya.Ntah siapa yang dapat disalahkan keadaan Mini saat ini.

* Seorang anak manusia yang terbuang disaat dirinya masih suci, dan kini terhempas bersama jiwanya. Menjalani kehidupan dengan jiwa yang melayang karena korban dari orang-orang yang tak berhati nurani.
Akankah ada lagi tumbuh Mini yang lain, dari korban para orang tua yang tak berhati nurani. Begitu miris melihat keadaan Mini yang cantik jelita harus menanggung beban dari kelalaian yang dilakukan orang tuanya. Dan menjadi gila.
Semoga contoh dari seorang Mini menggugah setiap orangtua yang manapun, agar tidak sampai terulang kisah seperti Mini.


30 komentar:

  1. Joged2 dulu akhh,,,seneng bisa jadi lokomotif disini.

    BalasHapus
  2. Wah, Fi joged-joged duluan nih hehehe..

    BalasHapus
  3. sering kali kutemui kisah si mini di sekitar kita, mengapa kita tak bisa belajar utk mengambil hikmahnya ya.

    ada apa dengan si mini?

    (do'oh curang , kok disela sih)

    BalasHapus
  4. Ivan > dia joged-joged dengan penanya hehe...

    BalasHapus
  5. Trimakasih mbak... semoga ini bisa memjadi pelajaran buat saya dan kwan2..

    BalasHapus
  6. begitu banyak mini-mini yang lain bu disekitar kita apalagi kota besar seperti Jakarta, yang miris sering pula mereka menjadi korban para durjana

    BalasHapus
  7. semoga denagan keimanan dan dakwah yang merata akan memperbaiki kualitas masyarakat kita

    BalasHapus
  8. Melihat kasus Mini, saat ini memang sering terjadi! Waspada dan perlu adanya silaturahmi antar warga dan menumbuhkan sikap peduli dalam lingkungan kita adalah langkah paling mudah untuk pencegahan! Dengan sikap ini kita bisa mencegah hal yang tidak kita inginkan, seperti: kumpul kebo... nyabu atau kegiatan teroris di tempat kita!

    BalasHapus
  9. ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga buatku Bund ":)., semoga aku ngga akan seperti orang2 yang membuang Mini, dan jelasnya aku bukan seperti mini, aku asli anak emak :D

    BalasHapus
  10. Bunda atehhh, hihi, lama aku ngga kesini juga :D

    BalasHapus
  11. Duh.., kasihan sekali Mini. Semoga saja tak ada lagi yang bernasib sama spt Mini.

    BalasHapus
  12. salam sobat
    ya si Mini,,,
    bisa untuk bahan renungan kita semua dan mengambil pelajaran dari semua ini.
    apa kabar mba ATEH?

    BalasHapus
  13. miris banget baca nasib mini ini. semoga ga ada orangtua yg seperti itu lagi deh. anak kandung sama anak pungut, gimna pun juga setiap orang tua pasti udah memikirkan resikonya kalau mengasuh anak.

    BalasHapus
  14. Cerita khas yg selalu berharga utk bs kita pakai bercermin dlm hidup..
    mini oh mini..

    BalasHapus
  15. jaman sekarang memang sangat banyak ditemui bayi yang dibuang oleh orangtuanya.. memprihatinkan..

    BalasHapus
  16. Innalillahi.. sungguh korban kedua orang tua yang tidak bertanggung jawab. Turut prihatin mbak :((

    BalasHapus
  17. Duh, kasihan Mini... Bila nanti kupunya anak, tak kan kusia siakan...Sungguh..

    BalasHapus
  18. hmmmmmmmmm.... kasian si MIni...

    BalasHapus
  19. pertamax mbk...sukses selalu....salam kenal yo dari ngawur

    BalasHapus
  20. Salam.. Mba' Latifah,
    Tersentuh aku membacanya.
    Moga Mimi bisa mencapai ketenangan...

    BalasHapus
  21. cerita si mimi sangat meng harukansekali, ini reverensi novel/cerpen atau karangan fiksi anda, keren bila dilanjutkan jadi novel, bagus!

    BalasHapus
  22. Inge> cerita itu fiktif mbak, hmmm... bagus juga idenya mbak, hanya saja tulisannya belum pantas dibuat novel mbak, trimakasih apresiasinya.

    BalasHapus
  23. terus bergerak, agar tak lagi muncul Mini-mini yang lain.
    Miris sekali membaca kisah hidupnya, Teh ...

    BalasHapus
  24. walaupun ini fiksi, tapi realitanya banyak kita temui juga lho mbak...salut mbaku, inspiratif!

    BalasHapus
  25. semoga tidak kembali terjadi dan tidak ada lagi mini2 yg lain aminnnn
    sangat menggugah mbak ceritanya :)

    BalasHapus

Dengan senang hati kami menerima komentarmu sahabat ,Terimakasih !

Bookmark and Share