Laman

Selasa, 13 Oktober 2009

Cinta Membawa Duka


Luluh lunglai, serasa raga tak berjiwa, dada sesak, penuh, marah, kecewa, bingung dan sedih luluh lantah. Arif duduk dipojok ruangan kamarnya dengan wajah menunduk dalam, dan tangan menjambak rambut agar kepala tak telalu berat dari beban yang kini menimpanya tak kenal ampun.

Perkenalannya dengan Astri dua tahun lamanya yang mereka lewati dengan penuh cinta membara.Tiada hari tanpa pertemuan yang mereka lewati, sampai ibu kost Astri jengah melihat kedekatan mereka yang menimbulkan fitnah dikalangan sesama teman kos Astri.

Sempat terlintas dibenak Arif dan Astri untuk melangsungkan Nikah Sirri, agar terbebas dari fitnah dan halal secara agama islam yang mereka anut. Tapi halangan selalu saja ada, dengan kesibukan mereka dan ada sesuatu yang mengganjal hati Arif, hatinya serasa berat untuk melakukannya, berat karena ada rasa yang aneh tiba-tiba menghampirinya, ntahlah Arifpun bingung, seolah hati kecil Arif melarangnya .

******

Sayup-sayup pohon kelapa menari terterpa angin pantai, membawa mereka kelamunan masa depan yang ingin mereka tata.

"sayang, setelah nikah nanti kamu ingin punya anak berapa ?" tanya Arif dengan mesra

"Hmm...cukup dua saja kali ya !" astri menjawab dengan candanya

"Wah..KB dong !"seru Arif menggoda Astri

derai tawa merekapun mengiringi semilirnya angin pantai, seolah angan dan cita-cita mereka memang benar-benar akan terjadi kelak, indah dirasakan mereka kala itu.

"Dek, aku sedih kenapa ibuku tak pernah memberi tahu nama ayahku, setelah ayahku menikah lagi dan meninggalkanku disaat aku membutuhkannya !" derai tawa yang tadi menggelegak pun hilang dengan lirihnya Arif mengeluh tentang dirinya .

"Sabar ya mas, nasib kita sama, akupun sama bingung dengan sikap ayahku kenapa dia tak memberitahukan nama ibuku !"lirih Astri sedih

Arif ingin sekali memperkenalkan Astri kepada Ibunya di kampung, dengan semangat dan hati berbunga seindah mawar merekah dipagi hari. Arifpun menyatakan niatnya pada Astri dan disambut suka ria oleh astri .

Dengan penuh harapan merekapun pergi untuk menemui Orang tua Arif. Perjalanan yang sangat melelahkan karena sangat jauhnya.Tapi begitu indah mereka rasakan.

*****

Ibu Arif menyambut hangat calon menantunya itu,dengan sangat bahagia.Astripun merasakan sama halnya dengan calon mertuanya itu.Pelukan sang calon mertua dan menantu begitu mesra dan hangat, serasa ada bathin kuat yang menjerat mereka.Tak terasa air mata Ibu Tanti berlinang deras, dia teringat anak perempuannya yang selama ini tak pernah bertemu, hampir dupuluh tiga tahun lamanya .

Astri dan Arif kebingungan melihat sikap Bu Tanti, ada apa gerangan ?

Dua hari telah berlalu, Astri pun pamit untuk pulang. Kesepakatan telah dibuat oleh mereka bertiga untuk melanjutkan hubungan mereka kejenjang pernikahan, Bu Tanti berpesan pada Astri ingin bertemu dengan keluarga Astri.

******
Pertemuan dua keluarga calon kedua mempelaipun terjadi, tapi..kegaduhanpun terjadi, Bu Tanti pinsan, Pak Santoso Ayah Astri duduk termangu bingung apa yang harus diperbuat, kaget dan tak pernah terduga menghujam Bu Tanti dan Pak santoso, bagai badai tsunami yang dahsyat menggulung hati mereka.

Arif dan Astripun bingung, ada apa ini ?

Setelah Bu Tanti siuman dan suasana pun agak tenang, tapi hati mereka masih digulung ombak yang begitu dahsyat.

"Maafkan Ayah nak, mohon batalkan pernikahan kalian dan lupakan semuanya, kalian adalah saudara kandung, kalian adalah darah dagingku!" lirih pak Santoso dengan bibir gemetar

Bu Tanti yang masih lemah kondisinya mengiyakan yang dikatakan Pak Santoso.
Dunia seperti kena hantaman nuklir buat Arif dan Astri, tidaaaaaaakkkk....teriak Arif sambil sambil lari kekamar meninggalkan mereka .
Astri pun mengikuti Arif. Dengan penuh ketegaran Astri menenangkan kekasihnya yang ternyata kakak kandungnya sendiri.

Arif mengusir Astri dari kamarnya, ia belum sanggup menerima kenyataan yang sangat pahit itu. Harapan nya sirna sudah ditelan keegoisan orangtuanya yang telah mengambil cita dan cintanya.

******

* Hikmah : Kegoisan orangtua telah membuat buah hati mereka sengsara, menderita dan memupuskan harapan cita dan cinta nya. Perceraian Bu Tanti dan Pak Santoso yang penuh amarah dan keegoisan, yang membawa anak-anak mereka kedalam cinta terlarang. Hikmah yang kita ambil disini, janganlah keegoisan dalam berumah tangga membuat anak-anak tak berdosa menjadi korban .

* Cerita ini hanyalah fiktif dan mohon maaf bila ada persamaan nama dengan nama tokoh diatas.

32 komentar:

  1. Aku menangis saat menulis cerpen ini ,larut terbawa oleh alur cerita yang aku buat sendiri yang kutuangkan dari lamunanku...ntahlah .Aku terinpirasi dari temanku yang pernah mengalami hal yang sama tapi dengan cerita yang berbeda,semoga tulisan ini bermanfaat.Terimakasih.

    BalasHapus
  2. assalamu'alaikum..wr.wb
    mbak Ateh salam sahabat ya...
    postingan yang menyentuh ,bermakna mbak...thnxs ya...
    wass...wr.wb

    BalasHapus
  3. nahanya teh, ari asmarandana sok aya wae cucuk ?

    BalasHapus
  4. bentar........bentar.
    saya mau nangis dulu.....

    BalasHapus
  5. sastra adalah salah satu sumber inspirasi, dan juga bahan renungan tks postingnya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  6. Mbak, saya juga pernah denger cerita seperti ini. Prihatin banget...

    BalasHapus
  7. Cinta terlarang?!
    kalau saja orang tua mereka lebih terbuka....

    BalasHapus
  8. @ dhana :Waalaikumsalam wr.wb ..salam sahabat kembali mba,trimakasih kembali ya.

    @Lisand: leureusnya cinta bagai mawar berduri indah tapi penuh cucuk..

    @ Yans : hehe..mau nemenin nangis mas ..

    @ Pawewet : Benar sastra adalah sumber inspirasi ..terimakasih kembali pak..

    @ Anazkia : iya benar mba sanagt memprihatinkan..

    @

    BalasHapus
  9. Ini obatnya untuk post diatas:
    Obat 1001 Sedih dan duka
    Silakan di copas biar sembuh.

    BalasHapus
  10. siap mbak, wen masukinnya ke bloglist yah hehehe soalnya di link wis gak keurus sih;)
    maturnuwun yah mbak

    BalasHapus
  11. ceritanya mantep mbak,...
    Ssya jadi larut juga membacanya.

    BalasHapus
  12. egois nya orang tua hingga membuat anak2nya jadi begini. yah, tidak mungkin cerita ini juga terjadi dlm dunia nyata. Astaghfirullah al aldziim....*ngelus2 dada*...

    BalasHapus
  13. Duh ....
    Aku ngak bisa bayangkan bagaimana gundahnya hati mereka ketika tahu bahwa mereka bersaudara.
    Meskipun cerita ini fiktif ...namun bisa jadi di suatu saat, di suatu tempat akan terjadi.

    BalasHapus
  14. Sekarang saja kenyataan hidup seperti Astri dan Arif sering kita jumpai, kalau kita mau menyusuri dunia nyata. Bagaimana di masa akan datang. Memprihatinkan sekali.

    BalasHapus
  15. Cinta..kadang misterius dan tak terduga..


    maaf baru nongol lagi, mbak..

    BalasHapus
  16. salam kenal mbak...ceritanya bagus,,,

    BalasHapus
  17. menarik citer nie..boleh jadikan nove..hehe =)

    BalasHapus
  18. hah... *bengong*
    no comment deh saya

    BalasHapus
  19. Itulah ekses perceraian yg sekarang ini dengan mudahnya dilakukan para pasangan tanpa mempertimbangkan nasib dan masa depan anak2nya...

    mbak Ateh, aku mampir lagi nih!

    BalasHapus
  20. tragis sekali
    jika salah satu ortu melarikan diri
    dan membawa anak berlainan jenis
    kekacauan biasanya bakal terjadi

    BalasHapus
  21. mba, benar2 cerita yang bagus & sedih, sy pun sempat meneteskan air mata..

    perbanyak berkomunikasi, walaupun menjadi pertengkaran, ber-komunikasi-lah dengan baik, dengarkan lawan bicara dengan baik pertahankan nafsu kemarahan, jika marahpun cukuplah dengan mengepal tangan, jangan sampai dengan melempar sesuatu atau menampar/memukul.

    ^_^ menurut pengalaman sy sih gitu..

    Gudang Informasi

    BalasHapus
  22. salam kenal teh saya lihat lihat blogmu

    BalasHapus
  23. mampir lagi teh.... nggak bosen rasanya baca meskipun berulang

    BalasHapus
  24. Assalamu'alaikum..Mbak..Lama amat ngak
    dengar kabar dr Mbak..Marain sama saya,ya?
    Mbak..ngapain harus berduka nieh?

    BalasHapus
  25. Met siang teh,... lagi sibuk yah??
    btw,... koq blog semar nggak bisa dibuka??

    BalasHapus
  26. Kunjuungan pertama nih.......
    SEdih....Luka....
    Mengharu biru..

    Oh ya, betewe kalau ada wktu brknunglah ke blog jelek saya....damn akalu ikhlas, mohon insert link saya kblogroll anda

    BalasHapus
  27. Hemm iya Teh, seringkali karena ke-egoisan orangtua, anak-anak menjadi korbannya

    BalasHapus
  28. Alhamdulillah sy baik2 aja teh... duh ceritanya sangat menyentuh.. bagus... dan sarat makna.. buat orang tua.... janganlah bersikap egois..., terbukalah kepada anak2.. dan para remaja.. hati2.. dalam menjalin kasih.. harus tahu dulu latar belakang pasangan masing2.. saya gak tahu tuh apakah arif n astri telah melakukan hubungan badan pra nikah ??? kalau udah... duh gusti ????

    BalasHapus
  29. Susah memang jadi orangtua itu. Sebagai manusia, memang egoisitas kadang-kadang diperlukan, tp sebagai ortu, kita juga harus bisa bijaksana.

    BalasHapus
  30. cerita fiktif tapi banyak contaoh faktanya ...

    cinta dan ikatan perkawinan sering hancur karena termakan emosi dan egois diri ini...(*postingnya hampir satu tema lagih*)

    BalasHapus
  31. Kalau sudah begitu kasihan banget anak-2nya...
    Orang tua harus terbuka kepada anak-anaknya untuk menghindari hal-2 yang tidak diinginkan spt itu..

    BalasHapus
  32. duh, kasihan sekali Astri dan Arif.untung ketahuan ya sebelum terlambat

    BalasHapus

Dengan senang hati kami menerima komentarmu sahabat ,Terimakasih !

Bookmark and Share