Laman

Minggu, 30 Agustus 2009

Tukang Odong-odong Didepan Rumahku


S ahabat semua pasti mengenal mainan yang berupa ODONG-ODONG ...
Hampir setiap hari tukang odong-odong itu selalu mangkal didepan rumahku ,dan hampir setiap kali pula hati ini terenyuh melihatnya ….
Karena apa ?
karena dengan ikhlasnya dia bekerja sambil membawa anaknya yang baru berusia dua tahun ,dengan digendong oleh kain dan diikatkan kepundak .Terkadang saya melihat anak itu tertidur di pundak ayahnya,tapi dengan sabar sekali ayahnya terus bekerja dengan mengayuh odong-odong itu.

Ada rasa penasaran yang menyelimuti hati saya setiap melihatnya..

Kemanakah IBU anak ini ?

Pertanyaan ini yang selalu hadir dalam benak saya.

Tanpa sengaja sayapun berbincang dengan abang tukang odong-odong itu ,dan kebetulan anakku yang paling kecil sedang menaikinya…bukan berarti saya ingin ikut campur ,tapi ntah naluri keibuan saya muncul untuk anak itu…

“ Maaf bang boleh saya tanya sesuatu ..?”

“ Eh ..silakan bu ..”

“Sudah berapa lama bekerja sambil membawa anak seperti ini bang …?”

Si abang terdiam mendengar pertanyaan saya itu,ada rasa tidak enak juga setelah melihat reaksi si abang .
Diam yang mengandung makna begitu dalam terpancar dari wajahnya.

“ Sudah hampir setahun bu …! “

Wah …berarti dari semenjak usia setahun anak ini dibawa bekerja .Aku bergumam dalam hati.

“ Ibunya ninggalin kami berdua bu..ntah kemana perginya ,karna keadaan ekonomi saya yg sangat kurang …”

Astaghfirullah..spontan sayapun beristighfar…

Ntah hati ini terlalu lembut untuk melihat pemandangan seperti Ayah dan anak itu… sungguh menitikkan air mata .
Disinilah kesadaran saya sebagai wanita dan seorang ibu muncul untuk lebih sabar dalam menghadapi kemelut rumah tangga.

Dengan berbagai macam alasan wanita atau seorang ibu meninggalkan anak dan suaminya :

~Ada yang dengan alasan karena ekonomi yang sangat kurang seperti halnya si abang odong-odong.

~Ada yang beralasan tidak mencintai suaminya lagi

~ Ada yang karena tidak mau dimadu

~ Dan berbagai alasan lagi ,begitu banyak untuk seorang ibu yang terlalu mementingkan dirinya sendiri.

Memang tidak dapat dipungkiri dengan alasan yang sangat tepat ,wanita begitu cepat mengambil keputusan untuk bercerai atau meninggalkan keluarganya,suami dan anak.

Dimanakah naluri dan nurani sebagai seorang ibu di saat itu…merampas hak dan kasih sayang yang terbengkalai untuk anak
Betapa menderitanya anak bila kita tinggalkan dalam keadaan masa –masa membutuhkan kasih sayang seorang ibu.

Mereka mencari perhatian terhadap siapa kala itu,sedangkan yang dibutuhkan kasih sayang hanya dari seorang ibu .

Bila bicara takdir semua memang sudah kehendak Allah SWT,tapi kita sebagai umat haruslah ada ikhtiar untuk mencoba bersabar dalam segala hal apa saja yang menimpa kita.Tuhan memberikan kita cobaan dan ujian karena Rahman dan Rahimnya .

Anak adalah harta kita yang melebihi harta kekayaan ,mereka yang akan mendoakan kita bila kita sudah tiada ,dengan kasih sayang dan perhatian kitalah mereka menjadi anak yang berguna dan berbakti kepada kedua orang tua.

Adakah penyesalan melihat anak kita menjadi anak yang tak berguna ?
Setelah kita menelantarkan dan meninggalkannya,

Apapun alasannya jadikanlah anak sebagai harta kita yang paling berharga didunia ini dan segala cobaan seorang ibu ,atau istri disetiap rumah tangga selalu kita sandarkan dan pasrahkan kepada Allah SWT.

Semoga kita sebagai seorang wanita dan seorang ibu yang termasuk golongan Mar'atun Sholehah..Amin Allahumma Amin.

33 komentar:

  1. salah sebuah fragmen kisah realitas anak manusia yg dramatis. sebuah renungan buat semua. anak-anak adalah masa depan. ibu adalah salah satu penentu mereka akan menjadi apa, kelak.

    BalasHapus
  2. mumpung masih sendiri comment, aku ucapin met sahur..sahurr..mbak..

    BalasHapus
  3. Astaghfirullah....
    Terbuat dr apa ya hati ibu dr anak kecil itu?..kok tega meninggalkan anaknya.

    Ya Allah, kuatkan hamba utk selalu menjaga buah hati yg Engkau titipkan pdku...

    *Met sahuur.... :)

    BalasHapus
  4. tega amat tuh ibunya


    sahur.....................

    BalasHapus
  5. @ Sastra radio : Borongan nih hehehe...semoga menjadi renungan yg bermanfaat bagi semua.Makasih ucapan sahurnya...
    @ Tisti Rabbani : Semoga ya mbak ,kita bukan golongan istri dan ibu yang durhaka amin.
    @ Attaya : Wah mas atta baru kelihatan lg nih disini,semoga kabarnya baik ya.

    BalasHapus
  6. Hikkkssss.....
    Cinta,. deritanya tiada berakhir.

    Ya, begitulah.
    Sebagian Potret hidup saudara-saudara kita.
    Bahkan kadang diri kita ( maksudku, diriku )

    8 Tahun yang lalu,
    Mungkin hampir sama ceritanya.
    Cuma waktu itu anakku kaya Bola. Dioper sana-dioper sini.

    Yaitu,
    Siang ama Emaknya, karena aku kerja KONFEKSI/NJAHIT.
    Malam ama aku, karna EMAK-nya kerja shift malam di sebuah PABRIK.

    Baru lengkap setelah hari Minggu, semua ngumpul dalam kamar kecil dilantai dua, ukuran 1 setengah X 2 meter yang aku sewa Rp.150.rb perbulan.

    Kadang suka ketawa, ketika melihat penderitaan orang, atau sekedar baca postingan teman tentang Kegetiran Hidup. Padahal kadang DIRI lebih pahit.

    Yahhhhh...
    Sekedar CURHAT,...
    Siapa tau lebih Ringan, terus Semangat, Kerja jadi Giat, Kaya Deh, Banyak amal kemudian.
    Istri berapa Pak ????
    ( Siapa tuh ???, ngingetin yg nggak-nggak )

    BalasHapus
  7. makasih ya mbak renungannya... moga kita semua semakin sadar untuk menjaga keutuhan perkawinan kita masing-masing... salam terkasih...

    BalasHapus
  8. Hmmmm ..... Cerita lain tentang ibu yang meninggalkan buah hatinya.
    Biasanya kan sang bapak yang meninggalkan istri dan anaknya.
    Kalau kasih seorang ibu telah hilang ... jangan-jangan ini pertanda bahwa kiamat ( baca kepunahan umat manusia ) memang sudah dekat.

    Salam ntuk bapak tukang odong-odong ..

    nice story

    BalasHapus
  9. @ Ari : Wah salut deh buat kang ari dan istri perjuangan sebagai ayah dan ibu demi keluarga dan anak .Sebuah tauladan untuk kita semua .Ga apa2 kok kang curhat ,tapi ini lebih dari curhat tapi berbagi pengalaman yg baik.
    @ Kabasaran :Iya betul pak bukan ayah yg meninggalkan anak istri ,tapi sebaliknya .lebih miris ya pak.
    sudah beberapa hari ini tukang odong2nya ga keliling pak..ntah kenapa dan kemana...

    BalasHapus
  10. Moga aku gak mendapat seorang istri yang demikian kelak

    maaf lama gak mampir coz lagi ngurus project!

    BalasHapus
  11. Odong-odong itu sejenis makanan yah teh??

    Wah,... Daeng Ivan Curang, kapling 4 tempat.

    Potret miris kehidupan rumah tangga yang membuat saya senantiasa wajib bersyukur.

    Makasih yah teh....

    BalasHapus
  12. Maafkan saya,Odong2 tu apa ya? Saya tidak mengerti kerna saya orang malaysia..

    BalasHapus
  13. salam sobat
    wah odong-odong ,,dulu kesukaan anaksaya juga waktu masih padakecil-kecil mba,,,
    kalau odong-odong di depan rumah mba,,,masih pingin ngga,,ingat kecil dulu,,he,,he,,

    BalasHapus
  14. Sebelum panjang lebar berkomentar, Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Dengan segala kerendahan hati, Perkenankan saya mengenal pemilik blog. Hati ini merasa perlu untuk mengenalmu. Artikel yang menarik ini merupakan gambaran kecil dari suatu samudra kekayaan ilmu pemilik blog.

    Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
    Hendriono

    BalasHapus
  15. @ Kuliah gratis : Ga apa2 kok yg penting baik dan sehat selalu ya..
    @ Setiawan : Bukan makan bang iwan ,Tapi mainan yg bentuknya mirip komedi putar ,dan klo odong2 itu komedi keliling...kembali kasih bang iwan.
    @ Nura : ternyata tahu juga ya mba odong2 ...waktu kecil malah saya ga ngalamin odono2 mbak,klo dikampungku malah baru ini...
    @ Hendriono :Terimakasih atas kunjungannya ke blog sederhana ini ...terlalu berlebihan bila blog saya karna kaya dng samudra ilmu ,saya biasa aja kok ,malah sy sedang belajar mencari ilmu...

    BalasHapus
  16. assalamualaikum teteh,...

    bener bgt yg ditulis pak Hendriono,blog tetehku ini seperti samudera ilmu yg setiap saat memberi kesejukan khususnya untukku.
    teteh,...seandainya bisa aku ingin belajar byk dr teteh ^_^

    BalasHapus
  17. @ Irma : Waalaikusalam wr.wb...bagi saya ilmu yg paling berharga adalah pengalamn ,dengan jatuh bangun dalam mengarungi kehidupan ksusnya dalam berumah tangga ,pengalaman hidup ,teteh jadikan ilmu yg sangat berharga sekali ,Dengan pengalaman ini kita jadikan pegangan agar kita tidak jatuh lebih kebawah lagi.Tak ada yg istimewa dalam hidupku...semua hanyalah titipan ...suka maupun duka.Dengan pengalaman yg ada ini ,ingin rasanya berbagi untuk semua ..walau hanya sedikit.Trimakasih banyak mba atas perhatiannya..jujur saya terharu dan tersanjung.Tapi semua saya kembalikan kepada sang Pemberi cahaya hidup Allahuakbar...

    BalasHapus
  18. Mbak.., ceritanya menyedihkan sekali.
    Mungkin di sekitar kita banyak orang-2 yang bernasib sama dg si tukang odong-odong itu, hanya saja kita yang tidak tahu.. atau tidak peduli ?!
    Kasihan juga kalau orang tua lebih mementingkan dirinya dan mengorbankan anak-2nya seperti itu...
    Sedih sekali membayangkan masa depan spt apa yg akan dihadapi sang anak mbak..

    BalasHapus
  19. Wah..sedih banget ceritanya, saya ngga bisa bayangin seandainya saya jadi tukang odong2 itu..numpang mampir mba en salam kenal

    BalasHapus
  20. Aku udah komentar di blog kamu, bales komentar aku ya

    ………………….._,,-~’’’¯¯¯’’~-,,
    ………………..,-‘’ ; ; ;_,,---,,_ ; ;’’-,…………………………….._,,,---,,_
    ……………….,’ ; ; ;,-‘ , , , , , ‘-, ; ;’-,,,,---~~’’’’’’~--,,,_…..,,-~’’ ; ; ; ;__;’-,
    ……………….| ; ; ;,’ , , , _,,-~’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ¯’’~’-,,_ ,,-~’’ , , ‘, ;’,
    ……………….’, ; ; ‘-, ,-~’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’’-, , , , , ,’ ; |
    …………………’, ; ;,’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’-, , ,-‘ ;,-‘
    ………………….,’-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’’-‘ ;,,-‘
    ………………..,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;__ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘-,’
    ………………,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;,-‘’¯: : ’’-, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; _ ; ; ; ; ;’,
    ……………..,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;| : : : : : ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ,-‘’¯: ¯’’-, ; ; ;’,
    …………….,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘-,_: : _,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; | : : : : : ; ; ; .|
    ……………,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ¯¯ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’-,,_ : :,-‘ ; ; ;|
    …………..,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ,,-~’’ , , , , ,,,-~~-, , , , _ ; ; ;¯; ; ; ; ; ;|
    ..…………,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;,’ , , , , , , ,( : : : : , , , ,’’-, ; ; ; ; ; ; ; ;|
    ……….,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’, , , , , , , , ,’~---~’’ , , , , , ,’ ; ; ; ; ; ; ; ;’,
    …….,-‘’ ; _, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘’~-,,,,--~~’’’¯’’’~-,,_ , ,_,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘,
    ….,-‘’-~’’,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; | ; ; | . . . . . . ,’; ,’’¯ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ,_ ; ‘-,
    ……….,’ ; ;,-, ; ;, ; ; ;, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘, ; ;’, . . . . THAT'S JUST WRONG---‘’’
    ………,’-~’ ,-‘-~’’ ‘, ,-‘ ‘, ,,- ; ; ; ; ; ; ; ; ‘, ; ; ‘~-,,,-‘’ ; ,’ ; ; ; ; ‘, ;,-‘’ ; ‘, ,-‘,
    ……….,-‘’ ; ; ; ; ; ‘’ ; ; ;’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘’-,,_ ; ; ; _,-‘ ; ; ; ; ; ;’-‘’ ; ; ; ‘’ ; ;’-,
    ……..,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;¯¯’’¯ ; ; ; ; ; ; ; ; , ; ; ; ; ; ; ; ; ;’’-,
    ……,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ,, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; |, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘-,
    …..,’ ; ; ; ; ; ; ; ;,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;|..’-,_ ; ; ; , ; ; ; ; ; ‘,

    BalasHapus
  21. Woooowww, dulu mbah dim bilang....wanita itu 'biasanya' nabinya jarit tuhannya duwit dan imannya di xhyl****t(maaf).....tapi biasanya mbak, nah mungkin wanita atau ibu tersebut termasuk yang begini....:)
    Semoga sajalah cerita ini sebagai pembelajaran kita semua........amiiiin

    BalasHapus
  22. Odong2 itu kan yang seperti komedi putar , tapi keliling, biasanya mirip becak ya......
    kasian ya anak itu...hiks....
    duuuuhhh semoga berjibunlah maratun sholikhah....amiiin ya alloh

    BalasHapus
  23. Inilah yang di maksudkan dengan kemlaratan negeri ini semakin merata,tapi apapun alasannya anak sekecil itu harusnya dinikmati olehnya karena masa kecil tak kan pernah terulang kembali.

    BalasHapus
  24. tukang odong2 juga sering lewat depan rumahku sis
    Buat anakku menangis bila ga disuruh naik itu
    pdhal asli, dompet lagi kosong

    salam hangad sis
    warmly
    Khay

    BalasHapus
  25. oh walaupun saya kurang faham maksud tukang odong-odong tapi saya paham dengan kisah jalan ceritanya.kisah wanita/ibu yang mementingkan diri sndr.

    salam sayang dari Malaysia

    BalasHapus
  26. Hah, anak kok ya ditinggal. Tapi, Entahlah, mungkin ibu anak tersbut punya masalah besar yang kita, suaminya, atau bahkan dirinya sendiri tidak tau. Wallu'alam. Nice posting.

    BalasHapus
  27. cerita yang membuat sy teringat Almarhum Ibu sy dulu :(

    tidak beda jauh dengan cerita sy. bedanya, Almarhumlah yg membesarkan sy dr umur 3 thn & kakak perempuan sy, sudah terbayangkah sahabat2 & kawan2? bagaimana perjuangan hidup seorang perempuan 'Ibu' untuk keluarga (berbeda dgn laki2)

    sy jd ingin bercerita, tapi tidak kuat dengan hati ini. :(

    tp mungkin sy akan bercerita sedikit di blog sy, nanti jangan lupa komentarnya ya mba ;)

    BalasHapus
  28. @ Tomie :Saya terharu dng ceritamu...saya supotr ceritamu nanti diblognya.

    BalasHapus
  29. semoga kita bisa menarik hikmah di balik cerita tukang odong-odong ya mbak. mbak emailku apa udah masuk .

    BalasHapus
  30. mampir baca2 lagi. udah sahur, mbak?

    BalasHapus
  31. sebuah kisah nyata, yang bila benar...mencerminkan sikap egoisme seorang istri (mantan istri).

    Egoisme siapapun dan dimanapun hanya akan melahirkan sebuah penderitaan...mungkin awalnya terlihat orang lain yg menderita akibat sebuah egoisme kita...namun sebenarnya...yg menderita adalah yg berperilaku egois tersebut...

    tks mba..

    BalasHapus

Dengan senang hati kami menerima komentarmu sahabat ,Terimakasih !

Bookmark and Share