Jumat, 28 Agustus 2009
Semburat Cahaya Ilahi Untuk Eno
T atapannya yang kosong menerawang ,tubuhnya kering kerontang dan wajah pucat pasi bagai tak ada darah mengalir ditubuhnya dan rambut tipis layaknya tak terawat.Dia duduk merunduk di kursi pojok yang didampingi seorang ibu tua ..
Eno ,gadis berusia dua puluh tiga tahun sudah semenjak usia 15 tahun pecandu narkoba ,dan ibunya hanya mampu meratapi nasibnya sebagai ibu yang tak mampu mendidik anak secara tidak baik.
Setelah diskusi lama dengan sang ustadz ,Eno dan ibunya disarankan untuk bermukim di Pesantren milik sang ustadz tersebut.
Keinginan berubah dan bertaubat datang atas keinginan dari diri Eno sendiri ,Hidayah dan Taufik telah datang untuk nya.
*******
Sudah hampir 10 hari Eno mukim di pesantren untuk merehabilitas jiwanya yang sudah rapuh dari korban keganasan narkoba.Begitu banyak perubahan yang dialami oleh Eno walau hanya baru 10 hari diterapi oleh sang Ustadz.
Dengan terapi dzikir yang diterapkan oleh sang Ustadz ,membuat jiwa Eno lebih bersinar .Tatapannya sudah tak terlihat kosong .Matanya lebih bersinar bagai penuh dengan cahaya ilahi .
Rafli santri lelaki murid dari sang Ustadz yang semenjak kedatangan Eno sudah mulai memperhatikan nya .Melihat perkembangan Eno yang begitu pesat dari sebelumnya .Begitu menarik perhatiannya .
“Aku ingin pulang mas Rafly ..!“ kata Eno disuatu kesempatan disela-sela kesibukannya Terapi.
“ Tapi terapi nya kan belum berakhir ..!” sahut Rafly tersentak kaget ,ada rasa takut kehilangan Eno yang baru saja dikenalnya.
Eno hanya membalas dengan senyuman ….” hmmm ,manisnya senyummu Eno ..” hati Rafly bergumam .
Dibulan suci Ramadhan sudah hampir berakhir dan terapi Eno pun akan berakhir pula.Eno semakin memperlihatkan perkembangan jiwanya yang semakin bersinar penuh dengan cahaya Ilahi.
*******
Ibu Eno dan keluarga menjemput Eno untuk membawa Eno pulang karna terapi sudah berakhir.Dengan berat hati Eno meninggalkan Pesantren yang begitu berkesan baginya lahir dan batin.
Tak tertinggal Rafly mengantarkan Eno ke pintu gerbang Pesantren dengan hati yang hampa .
“ Mas aku akan selalu menunggu mu ,walau di akhirat sekaipun ..! “ lirih Eno .
Hanya dengan anggukan Rafly menjawab …dan air mata penuh keharu biruan pun menyelimuti mereka berdua ,teman –teman sesama selama di Pesantren dan juga keluarga Eno.
Seminggu sudah Eno pulang kembali kerumah nya dan hidup layaknya orang-orang normal yang tak pernah mengenal narkoba .
********
Pak pos ..menyimpan surat di kotak surat yang ada didepan Pesantren .Seperti biasa Pak Ahmad Penjaga pesantren melihat-lihat untuk mengecek surat yang terkirim.
Seperti biasa surat begitu banyak ,karena kiriman untuk para santri dan salah satunya surat yang datang dari Keluarga Eno.
Pak Ahmad penjaga Pesantren bergegas memberikan kepada sang Ustadz .
“ Innalillahi wainnailaihi roojiuun…!” sang Ustadz bergumam lirih dan dalam sambil membaca isi surat.Lalu diumumkannya isi surat itu terhadap santri-santrinya .
Eno telah meninggalkan dunia yang fana ini dengan membawa cahaya Ilahi dalam jiwanya …karena penyakit demam berdarah yang menimpanya dan akhirnya merenggut jiwa Eno.
*******
Rafly terhuyung meratapi Makam Eno yang telah mengisi hati nya ,yang kini beku dirundung kesedihan yang mendalam ..
"Inikah yang kau bilang ingin pulang Eno …!”
Rafly bergumam lirih diatas makam Eno yang telah meninggalkannya dengan sejuta kenangan indah yang takkakn pernah terlupakan oleh Rafly.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pertamaa kan?
BalasHapusSegala sesuatu berasal dari-Nya dan akan kembali lagi kepada-Nya. Kisah Eno di atas benar2 menyentuh sisi kesadaran eksistensialisme manusia. Terutama eksistensialisme cinta.
BalasHapusKhusnul khatimah ya... insya Allah.
BalasHapusAssalamualaikum teteh tersayang,...
BalasHapuskisah nyatakah ini teteh ? aku sampe terharu bacanya.
Indah ya teh,eno kembali setelah dia hijrah menjadi lebih baik.semoga khusnul khotimah ya,,,amin...
teteh aku udh bisa log in ke blogku nih makanya udh bisa berkunjung ke blog teteh yg adem ini ^_^.
Assalammualaikum mbak jumpa lg, habis semedi nich gmn kbr?
BalasHapuswah moga rafli dapet pengganti yang lebih indah deh...:)
BalasHapusinna lillahi
BalasHapusemailnya udah tak kirim sebelum aku semedi apa tdk masuk ya?
BalasHapus@ Ivan : Pertama ya..hehe
BalasHapus@ Ivan : Ya semoga menjadi sebuah perenungan .
@Ibunda shasha : Amin semoga ...
@ Irmasenjaque: Waalaikum salam wr.wb ..cerita fiktif kok mbak ,hanya saja terinsfirasi sahabat blogku yg membrikan aku sebuah judul postingan untuk blogku,tapi setelah ditulis kok judulnya jadi ga sesuai degnan kontennya,akhirnya aku ganti .
@Untuk sahabatku Kang semar makasih banyak ya sudah memberiku inspirasi ..yang akhirnya jadilah sebuah cerpen yg sangat sederhana ini...
@ Lintang: Waalaikumsalam wr.wb..semedi nyari apa mbak ? hehe..alhamdulillah kabarku baik .
@ Buwel : semoga ...
@a-chen : wainnailaihi roojiuun
salam sobat
BalasHapusdoa buat ENO ya mba,,,
innalillahi wainnaillaihi roojiuunn.
haru mba,, bacanya.
Kisah yang membuat saya terharu,....
BalasHapusMoga Eno diterima disisinya,Amin.
Innalillahi....
BalasHapusDipaggil disaat2 diri dalam dekapanNYA adalah hal yang diimpikan setiap machluk.
Assalamua'alaikum wr.wb
BalasHapushusnul khotimah...hanya itulah yang sebenarnya dicari oleh setiap insan yang hidup di dunia ini..
Wassalamu'alaikum wr.wb
duhhh.. anak muda... narkoba... kematian... duuhhh... huaaddduuuhhh.. *tepok2 jidad...
BalasHapusgag tau musti bilang apa :(
Semoga amal ibadah Eno diterima disisiNya..amin..
BalasHapusWalaupun ceritanya fiktif tapi mudahan dapat memberi taudaladan yang baik untuk kita semua.
BalasHapusSalam.
Mbak, ceritanya mengharukan sekali. Mbak Ateh pinter juga ya nulis cerita seperti ini. Ayo mbak... dikembangkan terus..., semoga makin terasah bakat menulisnya.
BalasHapusSemangat ya mbak.. ^_^
mampir setelah sahur
BalasHapushikz...ceritanya sedih...
BalasHapussi Teteh pinter bngt bikin terharu orang pagi2 gini...hikz...
Subhanallah Ceritanya..
BalasHapusIni fiktif ato non fiktif, tetapi itu ga' penting yang penting isinya luar biasa.
Mati Muda setelah taubat, subhanalloh..
Ditunggu kelanjutanya..
^_^
Bagus sekali Mbak, touching indeed, double thumbs up dech! Terus berkarya Mbak!
BalasHapus@Reni :trimakasih banyak suportnya ya mbak yuk...tulisannya biasa aja kok mba,tapi saya berusaha untuk belajar dan belajar terus tentang menulis.
BalasHapussemoga eno diterima di sisi Alloh SWT, semua amal kebaikan almh diterima oleh yang Maha Kuasa...semoga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keiklasan...
BalasHapusHmmm... Ceritanya penuh makna... Ditunggu sequel selanjutnya... Atau malah Ateh mau bikin Trilogy kali ya...? ... Keep it up...
BalasHapus@ Semar :Hehehe...bisa aja nih kang semar,kayaknya ga bikin cerita bersambung deh,khawatir bosan pembacanya.. jailah pembaca hehe.
BalasHapusMakasih udah mampir ya kang..
Assalamu Alaikum teh....
BalasHapusSemoga Rahmat dan Ridho Allah SWT, senantiasa menyertai Ateh sekeluarga.
Innallilahi wa'innallillahi roji'un,yah mungkin eno salah satu di dunia ini yang berusaha lepas dari lingkup narkoba,dan cerita di atas memang begitu adanya karena aku pun pernah mengalami keterpurukan itu dan alhamdullillah aq bisa lepas dari jeratan setan dan hidup sebagai hamba Alloh yg baru meski baru 3 tahun terahir ini makasih artikelnya bagus.
BalasHapusbigung mau coment apa.
BalasHapuskisahnya engetarkan jiwa bu.