Laman

Kamis, 09 Juli 2009

Cinta itu perbuatan aktif bukan emosi


S eorang sahabat berkata kepadaku setelah rutinitas kerja harian yang menjemukan ,
“ Ya Allah , betapa sekarang aku rindu kepada istriku.” Akupun tersenyum simpul dan berkata padanya : “Paling hanya sisa satu jam lagi .Setelah itu, kau akan bertemu kembali dengan istrimu .Semoga cintamu berdua langgeng, ya !”

Aku mendekat kepadanya dan berkata ,
“Aku memperhatikan mu sejak awal pernikahan sampai lima tahun ini; rasa cinta mu semakin membara saja , tak berubah dan tak berkurang.Kalau boleh ,beritahukanlah kepadaku apa sebab dari cintamu yang membara itu ? Ketahuilah bahwa selama ini aku selalu mendoakan kalian berdua.Maka, jangan dikira aku dengki kepadamu,ya! Aku hanya ingin tahu rahasia cintamu yang langgeng itu agar aku bisa mengambil pelajaran darinya.

Temanku tersenyum ramah ,lalu pandangannya menerawang jauh seakan menembus batas-batas waktu.Kemudian dia berkata,
“Temanku yang baik,kisahku tak jauh beda dengan kebanyakan kisah cinta lainnya.Hanya,kisah cintaku memilki cita rasa yang berbeda .Aku menikah dengan cara yang amat kuno. Ibukulah yang memilihkan jodoh untukku kemudian akupun melakukan nazhar { memandang calon pasangan } secara syar’I . Setelah itu ,aku beristikhoroh kepada Allah .Aku dikaruniai ketenangan dan kuteruskan langkahku.Beberapa minggu setelah itu , kami seatap menjadi suami –istri. “

Ia diam sejenak seakan hendak meyakinkan bahwa segenap inderaku masih mengikuti pembicaraannya dengan seksama.Kemudian ia berkata ,“ Terus terang ,aku belum merasakan getar-getar cinta terhadap istriku seperti yang pernah aku dengar dan kuangankan dapat hidup dalam suasananya.Aku juga belum menemukan romantisme yang kuharapkan dari rangkaian setiap detak jantungku ,tak pula kutemukan kegagapan dalam bicara ,wajah memerah karena malu.Akhirnya aku bertanya kepada diriku sendiri ,” mungkinkah aku terlalu terburu-buru menikah ?” ‘Ataukah aku telah salah pilih ?’Akan tetapi sesuatu dalam diriku mendorongku untuk meneruskan langkahku .Tampaknya ia adalah panggilan akal yang meyakinkan ku bahwa tak akan menyesal orang yang beristikhoroh dan tak akan merugi orang yang bermusyawarah .Dan ia juga meyakinkanku kalau aku telah menempuh langkah yang benar, Allah-lah yang akan menyempurnakan apa yang telah aku mulai.”

Dalam perasaan yang diliputi ketegangan dan kebimbangan ,aku berwudlu dan sholat dua rakaat kepada Allah agar menyingkap kegalauan dari diriku dan merahmatiku dari api kebimbangan dan kegoncangan . Kemudian aku menuju sebuah tempat yang tenang, dimana tak seorangpun dapat mengganggu ku disana .Kupegang pena dan secarik kertas.Kemudian aku mulai menulis beberapa pertanyaan ,lalu aku menjawab dengan terus terang .Inilah pertanyaan –pertanyaan tersebut:

Apakah sifat yang dahulu kau cari dari pendamping hidupmu ?

Maka aku menulis sepuluh sifat pokok yang aku angan-angankan .Kemudian aku menanyakan pada diriku yang kedua :

Ada berapakah dari kesepuluh sifat itu yang kau dapat kan dalam diri istrimu sekarang ?

Demi Allah…wahai kawanku,sekonyong-konyong aku mendapatkan delapan dari sepuluh sifat yang aku tuliskan .Aku merasa selama ini telah berada dalam kegelapan .Lalu seakan-akan seseorang menyalakan lampu untukku dan dan seketika itu aku dikuasai oleh perasaan yang mengagumkam,campur aduk antara bahagia dan marah .Marah karena tak bisa merasakan kenikmatan yang telah dikaruniakan Allah kepadaku.Akupun mencela diriku seraya berkata ,’sebenarnya aku ingin memiliki istri seperti apa ?’Serba sempurna? Hal itu tak mungkin terwujud ,kecuali didalam syurga.Apakah aku ingin melawan keadaan hingga kebahagiaan ku hancur dan menyiksa wanita yang tak berdosa yang telah memilihku menjadi belahan jiwanya.

Ketika aku selesai dari percakapan bathin yang jujur ,yang berlangsung hampir selama dua jam , yang didalamnya aku mengadili diriku hingga Allah membukakan sisi yang samar-samar dariku—itu,aku pulang pada istrikudalam keadaan sangat merindukannya. Rindu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.”

Aku bertanya kepada temanku itu dengan penuh perthatian ,
“Bagaimana sikapmu kepada istrimu setelah peristiwa itu ?”

Dia tersenyum dan berkata padaku ,” Aku dan istriku telah memegang sebuah perinsip yang ----- menurut pendapatku ------ menjadi sebuah asa kebahagiaan perkawinan .Aku telah membaca sebuah buku karya penulis Barat bahwa seorang lelaki dating menemui seorang psikolog mengeluhkan bahwa dia tidak mencintai istrinya lagi sebagaimana sebelumnya. Cinta diantara keduanya telah ditimpa penyakit kanker hingga menjadi lumpuh, Bahkan, cinta tersebut telah mencapai tahap akhir yang mengkhawatirkan .

Sang psikolog menjawab dengan tenang ,” Baiklah penyembuhan anda cukup mudah .” Dengan penasaran lelaki itu bertanya ,” Apa obatnya tuan ?”,” Cintailah istri anda !”, jawab psikolog itu.Dia memandang psikolog itu dengan kaget dan heran.”Saya dating kepada anda mengadukan hilangnya rasa cinta diantara kami kemudian anda dengan mudah berkata kepada saya ‘ cintailah istrimu!’Lantas untuk apa saya dating kemari, pak ?”.

Psikolog itu berkata ,” Kalau begitu cintai istri anda .”
Dipenuhi rasa penasaran lelaki itupun bertanya ,”Pak beritahukan padaku apa yang anda maksud.Apa rahasia dai kata-kata anda tadi ?”

Psikolog itu tersenyum dan berkata ,” Katakan pada saya …apakah anda sebelumnya mencintai istri anda ?”. “ Ya….bahkan dulu saya sangat cinta !”,jawabnya.” Kemudian apa yang anda perbuat untuk melanggengkan cinta anda kepadanya ?”, Tanya psikolog. “Saya memberikan hadiah kepadanya atau mengajaknya makan malam bersama ditempat yang syahdu atau ditepi pantai.”

Psikolog itu berkata , “ Ok, saya ingin anda melakukan hal –hal itu lagi dalam tempo satu bulan secara terus menerus dan lakukanlah dengan penuh kemesraan “. Lelaki itu mengiyakan resep itu dan beranjak pulang. Satu bulan kemudian dia dating kepadanya lagi dan mengucapkan terimakasih seraya memberitahukan bahwa cintanya telah kembali indah bersemi.

Makna inlah yang bergerak menjadi efektif dalam hubungan pernikahan Ia telah menyalakan bara cinta yang tak hanya dalam hatiku saja ,tapi juga dalam hati istriku .”

Akupun tertawa dan berkata kepadanya , “ Apakah kau ingin mengatakan kepadaku bahwa cinta itu sebuah prose’s latihan ,tak sebagaimana yang kita lihat di film –film dan cerita –cerita romantis yang bermula dari senyuman ,janji dan ketemu ?”

Dia berkata kepadaku dengan penuh perhatiaan ,”Sesungguhnya hakikat terbesar yang aku temukan ,yang mampu membuatku merasa bahagia selama usia perkawinanku ini adalah bahwa cinta itu sebuah latihan ,saling memafkan ,dan saling mengerti .Cinta tidak tunduk pada kaidah ini dan itu. Sebenarnya cinta itu merupakan pemberian yang tiada batas dan pengorbanan yang tiada henti .Dan….”

“Sampai jumpa besok pagi yaa….Aku sudah rindu nih kepada istriku… Assalamualaikum …”.


~~~Suami ibarat seorang fotografer yang menginginkan istrinya selalu tersenyum ~~~

20 komentar:

  1. cinta sejatiku..hanya pada -Nya.Dia lah Penciptaku

    BalasHapus
  2. Cinta itu Emosi yang melahirkan perbuatan positif....
    [menurut aku teh..:)]
    makasih dah berbagi cerita teh...
    keren

    BalasHapus
  3. Suami bagaikan seorang fotografer,...
    baru denger.
    Thanks for sharing.

    BalasHapus
  4. @ Melandri : Saya sangat setuju mbak...link blog mbak ga bisa diakses ,jadi mohon maaf saya tidak bisa meneui mbak keblognya...
    @ @ Sikumb@ng: Betul sekali bang saya setuju...
    @ Seti@wan D: betul Pak karena permpuan ibarat model yg genit melenggak lenggok didepan suaminya...Terimakasih kembali.

    BalasHapus
  5. Wah, bagus sekali tulisannya. Hmmm.. jadi lebih menghargai pasangan nih.
    Manusia tak ada yang sempurna, demikian juga pasangan kita dan... kita sendiri !!
    So, dengan kelebihan dan kekurangan itu, bukankah suami-istri justru saling melengkapi ?
    Nice post..!

    BalasHapus
  6. beginilah rasanya jatuh cinta, berjuta rasa selalu teringat sidia terus

    BalasHapus
  7. tulisan nya keren teh mantab lanjutkan!!!!!!

    BalasHapus
  8. Suami ibarat seorang fotografer...kalau istri ibarat seorang apa..Model kali..ya..atau istri seorang fotografer...he..he... canda..

    BalasHapus
  9. @ Reni : Terimakasih Mbak yuk...setuju saya mbak...
    @ Arena Digital :wanita itu harus ibarat model yg genit berlenggak lenggok di depan suaminya yg... fotografer.jadi istri fotografer aja kali ya..hehe

    BalasHapus
  10. Untuk benar2 mencintai memang diperlukan kemauan utk memberi dahulu. Banyak org yg gagal krn mereka ingin menerima duluan.
    Nice post!

    BalasHapus
  11. cinta tidak selalu dimulai dari getar-getar rasa. Getar-getar itu bisa hadir kemudian seiring tumbuhnya keselarasan.

    BalasHapus
  12. kata mbak Eca cinta tidak selalu dimulai dari getar-getar rasa. Getar-getar itu bisa hadir kemudian seiring tumbuhnya keselarasan...

    Kalau Ateh dimulai dari mana..?
    dari mata..telinga ..mulut...atau yang lain..kalau dari Bau mungkin bisa ya...(tidak selalu wangi )..he..he..

    BalasHapus
  13. @ Fanda : salam kenal mbak..dan terimakasih dah mampir dan baca2
    @ Eha : Mungkin itu yg disebut bukan cinta dari pandangan pertama ya mba ?
    @ Arena Digtal : Kalo cintanya yg menurut mba Eha mungkin dimulai dari hati setelah menjalani pertemuan sekian lama ,dan akhirnya getar2 rasa itu muncul.klo cinta buta dari bau pun bisa terjadi ..setuju kan ?

    BalasHapus
  14. Wach ternyata Ateh75 itu ikhwan..........tak kira wanita, maaf

    BalasHapus
  15. @ Kkuliah gratis : Dalam cerita postingan baru ini yg ikhwan itu sahabat saya...aku sedang dialog tentang cinta dan istrinya.Dibaca lebih seksama .Klo aku sih masih ukhti ya hehe.

    BalasHapus
  16. Maka marilah kita aktif saling mencintai, sebagaimana cinta kita pada sesama blogger, bw maksudnya. Cinta itu saling menguatkan dan menyemangati. Hidup cinta, hehe.

    BalasHapus
  17. very inspiring post :thumbsup:

    BalasHapus
  18. cinta sejati hanya ada di dalam hati bukan dalam ucapan semata :)

    BalasHapus
  19. Kadang cinta juga diselipin nafsu.

    Kalo sudah begini, apakah masih ada keindahan??

    BalasHapus
  20. @ ireng-ajah :dalam cinta pasti ada nafsu ,mungkin bila kita mengembalikan cinta kpd Allah ..keindahan tak akan pernah pergi akan selalu menghiasi cinta...

    BalasHapus

Dengan senang hati kami menerima komentarmu sahabat ,Terimakasih !

Bookmark and Share